12 Strategi untuk Meningkatkan Keterlibatan Karyawan di Sektor TI pada Tahun 2024
Sektor TI, yang dikenal dengan sifatnya yang serba cepat dan inovasi yang konstan, tumbuh subur dengan semangat dan dedikasi tenaga kerjanya. Namun, sektor ini menghadapi serangkaian tantangan yang unik dalam hal keterlibatan karyawan.
Tim TI yang sangat terampil dan termotivasi dapat menjadi pengubah permainan bagi organisasi mana pun, namun statistik menunjukkan hal yang memprihatinkan. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Gallupterungkap bahwa hanya 15% karyawan di sektor TI yang menganggap diri mereka terlibat dalam pekerjaan mereka, sangat kontras dengan tingkat keterlibatan 30% di industri lain. Angka-angka ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan strategi untuk meningkatkan keterlibatan karyawan di sektor TI.
Oleh karena itu, dalam blog ini, kami akan mengeksplorasi aspek-aspek penting dari keterlibatan karyawan di industri TI dan memberikan solusi praktis untuk mengatasi tantangan ini. Manfaat keterlibatan karyawan tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menurunkan tingkat pergantian karyawan, budaya kerja yang lebih inovatif, dan tim yang antusias yang siap menghadapi tantangan teknologi di masa depan.
Mari selami dan temukan cara menumbuhkan budaya keterlibatan dalam industri TI.
12 Strategi untuk meningkatkan keterlibatan karyawan di sektor TI
Berikut adalah 12 strategi paling efektif untuk meningkatkan keterlibatan karyawan di sektor TI.
1. Mempromosikan peluang pembelajaran dan pengembangan
Salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan keterlibatan karyawan di sektor TI adalah dengan memberikan kesempatan belajar dan pengembangan. Para profesional TI berkembang dengan pembelajaran yang berkelanjutan, karena teknologi berkembang dengan cepat. Perusahaan yang berinvestasi dalam pertumbuhan karyawannya tidak hanya membuat mereka tetap terlibat, namun juga meningkatkan keahlian mereka, sehingga menguntungkan organisasi dalam jangka panjang.
The company encourages its employees to dedicate 10% of their working time to personal development, ensuring they stay at the forefront of technological advancements. This approach not only keeps Microsoft employees engaged but also helps the company remain a tech leader.
2. Gamifikasi dan tantangan
Perkenalkan elemen gamifikasi dan tantangan untuk membuat pekerjaan lebih menarik. Dengan mengubah tugas dan proyek menjadi permainan atau kompetisi, Anda bisa memotivasi para profesional TI untuk berprestasi, berkolaborasi, dan menikmati pekerjaan mereka.
The result was a higher level of engagement, increased productivity, and the generation of valuable innovative ideas. Gamification not only made the work more interesting but also encouraged collaboration and creative thinking.
Dengan menawarkan program mentoring dan pelatihan, seperti yang dilakukan oleh Adobe, dan dengan menggabungkan gamifikasi dan tantangan, seperti yang dilakukan oleh IBM, perusahaan-perusahaan di sektor TI dapat meningkatkan keterlibatan karyawan. Strategi-strategi ini tidak hanya mendorong pertumbuhan pribadi dan profesional, namun juga membuat pekerjaan menjadi lebih menyenangkan, mengasyikkan, dan kolaboratif, sehingga menghasilkan tenaga kerja yang lebih puas dan terlibat.
3. Menerapkan pengaturan kerja yang fleksibel
Fleksibilitas dalam pengaturan kerja menjadi semakin penting, terutama di sektor TI. Mengizinkan karyawan untuk memiliki kendali atas kapan dan di mana mereka bekerja dapat secara signifikan meningkatkan keterlibatan. Pengaturan kerja yang fleksibel mengakui bahwa para profesional TI sering kali mengerjakan proyek-proyek kompleks yang mungkin memerlukan jam kerja yang tidak biasa, sehingga mereka dapat menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Cisco has reported that employees with flexible work arrangements have a 20% higher productivity rate and an 85% job satisfaction rate.
By offering flexibility, Cisco empowers its employees to create a work schedule that suits their needs and, in doing so, fosters a more engaged and loyal workforce.
4. Mendorong kolaborasi lintas fungsi
Kolaborasi sering kali merupakan inti dari proyek TI yang sukses. Mendorong kolaborasi lintas fungsi dapat meningkatkan keterlibatan dengan memungkinkan para profesional TI untuk bekerja sama dalam tugas-tugas menantang yang membutuhkan keahlian berbeda.
For instance, their "20% time" policy allows employees to spend a fifth of their work hours on projects outside their usual roles. This approach led to the creation of innovative products like Gmail and Google News.
By promoting cross-functional collaboration, Google not only keeps its IT professionals engaged but also fosters an environment of creativity and innovation.
5. Menerapkan program pengakuan karyawan
Mengakui dan memberi penghargaan kepada karyawan atas kerja keras dan pencapaian mereka dapat secara signifikan meningkatkan keterlibatan. Para profesional TI sering kali mengerjakan proyek yang rumit dan menantang, sehingga penghargaan menjadi semakin penting.
IBM telah melihat peningkatan substansial dalam keterlibatan dan motivasi karyawan melalui program ini. Program ini tidak hanya mengakui kontribusi individu tetapi juga mempromosikan rasa persahabatan dan kerja sama tim.
Memasukkan program penghargaan karyawanseperti yang dicontohkan oleh IBM, dapat menumbuhkan budaya penghargaan, meningkatkan semangat kerja, dan meningkatkan keterlibatan di sektor TI. Hal ini menunjukkan bahwa organisasi menghargai karyawan dan kontribusi mereka, yang sangat penting untuk mempertahankan talenta terbaik di bidang yang sangat kompetitif ini.
6. Umpan balik dan tinjauan kinerja secara berkala
Umpan balik yang sering dan konstruktif sangat penting bagi para profesional TI untuk memahami kekuatan mereka, area yang perlu ditingkatkan, dan kontribusi mereka terhadap organisasi. Menerapkan proses tinjauan kinerja terstruktur dan sesi umpan balik rutin dapat meningkatkan keterlibatan karyawan.
Check-In ini melibatkan percakapan yang berkelanjutan antara manajer dan karyawan untuk membahas tujuan, memberikan umpan balik, dan memastikan keselarasan dengan misi perusahaan.
Pendekatan ini membuat karyawan tetap terlibat, karena mereka menerima masukan secara terus menerus tentang pekerjaan dan kinerja mereka, yang berkontribusi pada pengembangan profesional mereka.
7. Dukungan kesehatan dan kesehatan mental
Di sektor TI dengan tekanan tinggi, karyawan sering kali menghadapi stres dan kelelahan. Menyediakan program kesehatan dan dukungan kesehatan mental dapat membantu meningkatkan keterlibatan karyawan dengan menangani kesejahteraan tenaga kerja.
By prioritizing the physical and mental health of their employees, Intel ensures that their workforce remains engaged, healthy, and productive.
8. Waktu inovasi dan R&D
Mengalokasikan waktu khusus bagi karyawan untuk mengerjakan proyek-proyek inovatif serta inisiatif penelitian dan pengembangan (R&D) pilihan mereka. Hal ini memberdayakan para profesional TI untuk mengeksplorasi minat mereka dan berpotensi memberikan kontribusi yang inovatif bagi perusahaan.
This initiative encourages creativity, innovation, and experimentation. Many of the company's successful products, like Jira Service Desk, have originated from these projects.
By providing this opportunity, Atlassian keeps its IT workforce engaged and fosters a culture of innovation.
9. Pengakuan rekan kerja dan keterlibatan sosial
Terapkan sistem pengakuan rekan kerja di mana karyawan dapat mengakui dan menghargai kontribusi satu sama lain. Selain itu, ciptakan peluang untuk keterlibatan sosial, baik di dalam maupun di luar tempat kerja, untuk membangun ikatan yang kuat di antara anggota tim.
Furthermore, LinkedIn regularly organizes social events, team-building activities, and networking opportunities, both online and offline, to ensure that employees have a strong sense of belonging and connection within the organization.
Dengan menyediakan waktu untuk inovasi dan penelitian dan pengembangan, seperti yang ditunjukkan oleh Atlassian, dan dengan mempromosikan pengakuan rekan kerja dan keterlibatan sosial, seperti LinkedIn, perusahaan-perusahaan di sektor TI dapat menciptakan lingkungan kerja yang dinamis, menarik, dan kohesif. Strategi-strategi ini tidak hanya meningkatkan motivasi karyawan, tetapi juga rasa kebersamaan dan inovasi di dalam organisasi.
10. Program pendampingan dan pembinaan
Menerapkan program mentoring dan pembinaan untuk memfasilitasi transfer pengetahuan, pengembangan keterampilan, dan pertumbuhan karir bagi para profesional TI. Program-program ini dapat menghubungkan karyawan yang berpengalaman dengan karyawan yang lebih baru, menciptakan rasa dukungan dan bimbingan.
These mentorship relationships help new employees navigate the company culture, understand their career paths, and build valuable skills.
Such programs foster engagement, particularly among newer team members, and contribute to their long-term success within the organization.
11. Hackathon internal dan tantangan inovasi
Adakan hackathon internal atau tantangan inovasi di mana karyawan dapat mengerjakan proyek kreatif yang menarik minat mereka. Acara ini dapat menjadi cara yang sangat baik untuk mendorong inovasi, memupuk kerja sama tim, dan meningkatkan semangat kerja.
By providing a platform for employees to explore their innovative ideas, Facebook not only enhances engagement but also advances its products.
12. Ruang kerja yang fleksibel
Rancang ruang kerja fleksibel yang memungkinkan para profesional TI memilih lingkungan kerja yang mereka sukai. Menawarkan opsi seperti zona tenang, ruang kolaboratif, dan peluang kerja jarak jauh dapat meningkatkan kepuasan kerja dan produktivitas.
Selain itu, mereka mendorong karyawan untuk bekerja dari jarak jauh, memberi mereka kebebasan untuk memilih tempat yang paling produktif. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan namun juga meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja bagi tenaga kerja TI mereka.
Dengan menyelenggarakan hackathon internal, mirip dengan Facebook, dan dengan menyediakan ruang kerja yang fleksibel, seperti yang ditunjukkan oleh Cisco Systems, perusahaan-perusahaan di sektor TI dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih menarik dan akomodatif. Strategi-strategi ini memberdayakan karyawan untuk menjadi kreatif, inovatif, dan nyaman di tempat kerja mereka, yang berkontribusi pada kepuasan dan keterlibatan kerja mereka secara keseluruhan.
Case Study: How Empuls helped an IT company improve employee engagement with rewards and recognition?
KPIT Technologies, a prominent IT services company, embarked on a mission to cultivate a global culture of celebrating employee success by revamping its employee rewards and recognition (R&R) program with the help of the Empuls platform.
Program R&R sebelumnya mengandalkan pemberian hadiah fisik, yang memiliki beberapa masalah, termasuk kerepotan pengiriman, hadiah yang rusak, dan dukungan pelanggan yang buruk. Akibatnya, karyawan menjadi tidak puas dan berhenti menukarkan hadiah mereka, sementara platform R&R yang ada tidak memiliki kekuatan dan antarmuka yang ramah pengguna.
Recognizing the need for a change, KPIT turned to Empuls, a platform that offered a wide array of e-voucher gifts and addressed the shortcomings of their previous R&R program. To assess the effectiveness of this transition, KPIT conducted an Employee Satisfaction (ESAT) survey, which revealed consistently low scores due to the inefficiencies of the previous R&R platform.
Perusahaan bertujuan untuk menumbuhkan "budaya keunggulan" untuk mengakui kontribusi karyawan, dan platform R&R yang kuat dipandang sebagai pendorong utama budaya ini.
Empuls provided several features that made it suitable for KPIT's culture-building initiative.
- Sistem ini memperkenalkan dorongan untuk memberi tahu karyawan ketika rekan kerja mereka menerima penghargaan, sehingga mendorong mereka untuk terlibat dan memberi selamat kepada rekan-rekan mereka.
- Empuls Townhall Groups made recognition instances visible to all employees, breaking down silos and creating a more social and inclusive recognition experience.
Hal ini sangat berharga mengingat keberadaan KPIT secara global, dengan lokasi di Bangalore, Chennai, Pune, Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Korea, dan Thailand. Katalog global e-voucher dan dukungan untuk berbagai mata uang merampingkan skalabilitas geografis program R&R.
The transition to Empuls wasn't limited to R&R; KPIT also shifted its ESAT surveys to the platform, leveraging its survey capabilities and templates for gathering feedback across the employee lifecycle. This transition proved successful, as HRBPs and employees globally embraced the Empuls surveys.
As a result of the Empuls-powered R&R program, KPIT increased its rewards budget significantly, allowing managers to allocate more awards and encourage a culture of appreciation among teams. The platform facilitated the celebration of small victories and strengthened peer connections, with the KPIT team observing a notable increase in peer-to-peer appreciations.
KPIT Technologies successfully transformed its employee R&R program by adopting Empuls, a user-friendly and versatile platform that fostered a culture of excellence, improved ESAT scores, and enhanced global recognition efforts. This transition also resulted in a substantial increase in the rewards budget and a more widespread culture of appreciation.
Kesimpulan
Meningkatkan keterlibatan karyawan di sektor TI sangat penting untuk kesuksesan organisasi. Melalui komunikasi yang efektif, mendorong pertumbuhan profesional, mengakui kontribusi, mempromosikan keseimbangan kehidupan kerja, dan merangkul keragaman, perusahaan dapat mengembangkan tempat kerja yang tidak hanya mempertahankan talenta terbaik, tetapi juga mendorong inovasi dan produktivitas.
Memprioritaskan strategi ini sangat penting untuk membangun lingkungan yang positif dan dinamis dalam lanskap industri TI yang terus berkembang.