Cara Mengatasi dan Mencegah Agresi Mikro di Tempat Kerja pada Tahun 2024

Kekerasan mikro di tempat kerja - sesuatu yang sebagian besar dari kita alami setidaknya sekali dalam kehidupan perusahaan.

Kita semua pernah berada dalam situasi di tempat kerja di mana kata-kata atau tindakan seseorang membuat kita merasa tidak nyaman atau tersinggung karena beberapa aspek dari identitas kita. Yang membuat tindakan ini sangat berbahaya adalah sering kali orang yang bertanggung jawab sama sekali tidak menyadari bahaya yang mereka timbulkan.

Perilaku yang halus namun menyakitkan ini umumnya dikenal sebagai "agresi mikro," dan mereka memiliki potensi untuk menargetkan berbagai aspek identitas kita, seperti ras, jenis kelamin, seksualitas, status orang tua, latar belakang sosial ekonomi, kesehatan mental, atau karakteristik penentu lainnya.

Meskipun agresi mikro umumnya memengaruhi individu dari kelompok yang secara historis terpinggirkan, penting untuk menyadari bahwa hal ini dapat terjadi pada siapa saja, terlepas dari latar belakang atau tingkat profesional mereka.

Misalnya, sebuah serangan mikro yang ditujukan kepada seorang wanita kulit hitam dapat terwujud dalam komentar seperti, "Kamu tidak seperti orang kulit hitam lainnya yang saya kenal," yang menyiratkan bahwa dia tidak sesuai dengan stereotip.

Di sisi lain, seorang pria kulit putih dapat mengalami serangan mikro seperti, "Kamu tidak perlu khawatir untuk berbaur," yang menunjukkan bahwa semua pria kulit putih dapat dengan mudah berbaur ke mana pun mereka pergi. Pada intinya, serangan mikro berasal dari asumsi yang berbahaya: "Karena kamu X, kamu pasti menyukai/tidak menyukai Y."

Komentar atau perilaku yang tampaknya tidak berbahaya ini dapat sangat berdampak pada kesejahteraan dan produktivitas karyawan dari latar belakang yang terpinggirkan

Dalam blog ini, kita akan membahas tentang serangan mikro di tempat kerja, mengeksplorasi apa itu serangan mikro, mengapa hal itu penting, dan yang paling penting, bagaimana cara mengatasi dan mencegahnya di tempat kerja Anda.

Baik Anda seorang manajer yang ingin menciptakan tim yang lebih adil, karyawan yang ingin mengatasi situasi yang menantang ini, atau hanya seseorang yang tertarik untuk mengembangkan masyarakat yang lebih inklusif, panduan ini sangat berharga.

Mari kita mulai perjalanan ini bersama-sama untuk membangun tempat kerja di mana setiap orang merasa dihargai, dihormati, dan diberdayakan untuk sukses.

Apa yang dimaksud dengan serangan mikro di tempat kerja?

Agresi mikro di tempat kerja mengacu pada tindakan atau komentar yang halus, sering kali tidak disengaja, dan terjadi setiap hari yang meminggirkan atau berdampak negatif pada individu berdasarkan ras, jenis kelamin, orientasi seksual, usia, kecacatan, atau aspek lain dari identitas mereka.

Tindakan atau komentar ini mungkin tidak bersifat diskriminatif secara terang-terangan, tetapi dapat menciptakan lingkungan yang tidak ramah atau tidak bersahabat bagi individu yang menjadi sasaran.

Agresi mikro dapat disampaikan melalui isyarat verbal, nonverbal, atau lingkungan dan bisa jadi sulit untuk dideteksi dan diatasi karena sering kali terjadi di tingkat bawah sadar.

Contoh agresi mikro di tempat kerja

Agresi mikro di tempat kerja adalah perilaku atau komentar yang tidak disengaja dan sering kali tidak disengaja yang menyampaikan stereotip negatif atau berbahaya mengenai ras, jenis kelamin, usia, orientasi seksual, atau karakteristik lainnya. Agresi mikro ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak bersahabat atau tidak nyaman dan merusak moral dan kesejahteraan karyawan.

Berikut adalah beberapa contoh serangan mikro di tempat kerja yang dapat terjadi:

1. Agresi mikro rasial

  • Membuat komentar tentang aksen atau kemampuan bahasa seseorang.
  • Dengan asumsi bahwa semua individu dari ras atau etnis tertentu memiliki latar belakang budaya atau pengalaman yang sama.
  • Menggunakan hinaan rasial atau lelucon yang menyinggung, meskipun dimaksudkan sebagai humor.
  • Mengajukan pertanyaan invasif tentang latar belakang ras atau etnis seseorang.
  • Memuji orang kulit berwarna karena "pandai berbicara" atau "berbicara dengan baik", menyiratkan keterkejutan.

2. Agresi mikro gender

  • Menginterupsi atau berbicara dengan rekan kerja wanita dalam rapat.
  • Membuat lelucon atau komentar yang meremehkan atau stereotip perempuan.
  • Menugaskan tugas atau peran yang secara tradisional berdasarkan gender, seperti mengasumsikan bahwa perempuan akan membuat catatan rapat atau membuat kopi.
  • Menggunakan bahasa berdasarkan gender seperti "hey guys" untuk menyapa kelompok gender campuran.
  • Dengan asumsi bahwa karyawan yang lebih tua kurang paham teknologi atau kurang bisa beradaptasi.
  • Membuat lelucon tentang usia rekan kerja atau memanggil mereka dengan sebutan "nenek" atau "kakek".
  • Mengabaikan atau tidak menghargai ide atau kontribusi karyawan yang lebih muda.

4. Agresi mikro orientasi seksual

  • Membuat komentar atau hinaan yang menghina terkait orientasi seksual seseorang.
  • Dengan asumsi bahwa setiap orang adalah heteroseksual atau pasangan sesama jenis "hanya berteman".
  • Tidak mengikutsertakan rekan kerja LGBTQ+ dalam acara atau diskusi sosial di tempat kerja.

5. Serangan mikro disabilitas

  • Menggunakan istilah atau frasa yang merendahkan yang berkaitan dengan disabilitas.
  • Menawarkan saran atau bantuan yang tidak diminta kepada rekan kerja penyandang disabilitas.
  • Dengan asumsi bahwa penyandang disabilitas kurang mampu atau kurang kompeten.
  • Mengomentari penampilan atau berat badan seseorang.
  • Membuat asumsi tentang latar belakang seseorang berdasarkan penampilan fisiknya.
  • Mengkritik atau membuat lelucon tentang pilihan pakaian seseorang.

7. Agresi mikro berdasarkan agama

  • Membuat komentar yang tidak sensitif mengenai praktik keagamaan atau kepercayaan rekan kerja.
  • Dengan asumsi bahwa semua anggota dari agama tertentu memiliki keyakinan atau nilai yang sama.
  • Mengucilkan atau mengasingkan rekan kerja karena praktik keagamaan mereka.

Penting bagi karyawan dan pemberi kerja untuk menyadari adanya serangan mikro ini dan secara aktif bekerja untuk menciptakan budaya tempat kerja yang lebih inklusif dan saling menghormati. Pelatihan, komunikasi terbuka, dan mempromosikan inisiatif keberagaman dan inklusi dapat membantu mengatasi dan mencegah agresi mikro di tempat kerja.

💡
Gunakan alat survei anonim kami untuk menjelaskan tentang penyerangan mikro. Mulailah hari ini untuk hari esok yang lebih cerah!

Cara menangani serangan mikro di tempat kerja

Menghadapi serangan mikro di tempat kerja bisa menjadi tantangan, namun penting untuk mengatasinya demi menjaga lingkungan kerja yang sehat dan inklusif. Berikut ini langkah-langkah yang dapat Anda lakukan jika Anda mengalami serangan mikro di tempat kerja:

1. Kesadaran diri

Pahami apa yang baru saja terjadi dan akui bahwa itu adalah sebuah agresi mikro, bukannya menepis atau menginternalisasikannya.

2. Tetap tenang dan tenang

Jaga emosi Anda: merespons dengan kemarahan atau frustrasi dapat memperburuk situasi. Cobalah untuk tetap tenang dan terkumpul.

3. Pilih pertempuran Anda

Tentukan apakah agresi mikro tersebut memerlukan tanggapan. Beberapa kejadian mungkin tidak disengaja atau tidak layak untuk dikonfrontasi.

4. Mendidik

Jika Anda merasa nyaman, Anda dapat dengan sopan dan tenang mengedukasi orang yang bertanggung jawab atas tindakan mikroagresi tersebut tentang mengapa komentar atau perilaku mereka tidak pantas. Gunakan pernyataan "saya" untuk mengekspresikan perasaan Anda, misalnya, "Saya merasa tidak nyaman ketika Anda mengatakan..."

5. Mencari dukungan

Diskusikan pengalaman Anda dengan rekan kerja atau supervisor tepercaya yang dapat memberikan dukungan dan bimbingan.

6. Mendokumentasikan insiden

Dokumentasikan kejadian-kejadian penyerangan mikro, termasuk tanggal, waktu, lokasi, saksi, dan komentar atau perilaku tertentu. Dokumentasi ini mungkin akan berguna jika Anda memutuskan untuk meneruskan masalah tersebut.

7. Komunikasi langsung

Jika Anda yakin bahwa hal tersebut pantas dan aman, lakukan percakapan pribadi dengan individu yang bertanggung jawab atas perilaku mikro tersebut. Jelaskan bagaimana perilaku mereka memengaruhi Anda dan mengapa perilaku tersebut tidak pantas.

8. Melaporkan kepada SDM atau manajemen

Jika masalah ini terus berlanjut atau meningkat, pertimbangkan untuk melaporkannya ke departemen sumber daya manusia atau manajemen perusahaan Anda. Berikan dokumentasi Anda kepada mereka dan mintalah dukungan mereka untuk mengatasi masalah tersebut.

9. Gunakan sumber daya perusahaan

Banyak organisasi memiliki program, pelatihan, atau komite keragaman dan inklusi untuk menangani masalah di tempat kerja. Mintalah bantuan dari sumber-sumber ini jika diperlukan.

10. Program bantuan karyawan (EAP)

EAP dapat memberikan konseling dan dukungan rahasia bagi karyawan yang menghadapi masalah di tempat kerja, termasuk kekerasan mikro.

Dalam kasus-kasus ekstrem, Anda mungkin perlu berkonsultasi dengan pengacara atau mengambil tindakan hukum jika tindakan mikro merupakan diskriminasi atau pelecehan di tempat kerja dan tidak ditangani secara memadai oleh pemberi kerja Anda.

12. Perawatan diri

Berlatihlah merawat diri sendiri untuk mengelola stres dan dampak emosional. Hal ini dapat mencakup mencari dukungan dari teman, keluarga, atau terapis.

Ingatlah bahwa menangani agresi mikro dapat dilakukan secara bertahap, dan mungkin perlu waktu untuk melihat perubahan yang signifikan dalam budaya tempat kerja Anda. Penting untuk memprioritaskan kesejahteraan dan keselamatan Anda selama proses tersebut dan mencari dukungan bila diperlukan.

💡
Temukan hal yang tak terlihat dengan survei anonim kami. Melangkahlah melawan serangan mikro dan pimpin tim Anda ke depan! Mulailah dengan platform kami hari ini!

Cara menghindari serangan mikro di tempat kerja

Menghindari serangan mikro di tempat kerja sangat penting untuk menciptakan tempat kerja yang inklusif dan saling menghormati. Berikut ini lima cara untuk membantu Anda mencegah serangan mikro:

1. Mendidik diri sendiri

Luangkan waktu untuk mendidik diri Anda sendiri tentang budaya, latar belakang, dan identitas yang berbeda. Kembangkan pemahaman tentang pengalaman dan tantangan yang dihadapi orang-orang dari berbagai latar belakang. Pengetahuan ini akan membantu Anda mengenali dan menghindari serangan mikro yang tidak disengaja.

2. Berlatihlah mendengarkan secara aktif

Perhatikan perkataan rekan kerja Anda dan dengarkan secara aktif perspektif mereka. Hindari menyela atau mengabaikan pengalaman mereka. Validasi perasaan dan pengalaman mereka dengan mengakuinya.

3. Berpikirlah sebelum Anda berbicara

Berhati-hatilah dengan bahasa yang Anda gunakan dan dampaknya terhadap orang lain. Hindari membuat asumsi atau stereotip berdasarkan ras, jenis kelamin, orientasi seksual, agama, atau karakteristik lainnya. Pikirkan tentang bagaimana orang lain dapat memahami kata-kata Anda.

4. Hindari validasi mikro

Mikroinvalidasi adalah pernyataan atau perilaku yang meniadakan atau meremehkan pengalaman atau identitas seseorang. Hindari frasa seperti, "Saya tidak melihat warna" atau "Kamu terlalu sensitif," karena hal ini dapat meniadakan pengalaman seseorang. Sebaliknya, validasi pengalaman mereka dan tunjukkan empati.

5. Carilah umpan balik dan bersikaplah terbuka untuk belajar

Ciptakan budaya di mana rekan kerja merasa nyaman untuk memberikan umpan balik jika mereka mengalami atau menyaksikan tindakan kekerasan mikro. Bersikaplah terbuka terhadap kritik yang membangun dan bersedia belajar dari kesalahan Anda. Minta maaf dengan tulus jika Anda secara tidak sengaja menyinggung perasaan seseorang dan berkomitmen untuk melakukan yang lebih baik.

Ingatlah bahwa mencegah tindakan kekerasan mikro merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan kesadaran diri dan upaya yang terus menerus. Mempromosikan keragaman dan inklusi di tempat kerja bermanfaat bagi semua orang dan berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif.

Bagaimana Microsoft mengatasi serangan mikro di tempat kerja

Dalam beberapa tahun terakhir, Microsoft telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi tindakan kekerasan mikro di tempat kerja melalui berbagai inisiatif dan program.

1. Pelatihan dan pendidikan: Microsoft menerapkan pelatihan bias bawah sadar wajib untuk semua karyawan. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan bias dan serangan mikro serta memberikan strategi untuk menguranginya.

2. Kepemimpinan yang inklusif: Perusahaan mempromosikan praktik kepemimpinan yang inklusif, mendorong para manajer untuk secara aktif menciptakan budaya tempat kerja yang inklusif dan beragam. Mereka juga memasukkan metrik keragaman dan inklusi ke dalam evaluasi kinerja untuk peran kepemimpinan.

3. Kelompok sumber daya karyawan: Microsoft mendukung Kelompok Sumber Daya Karyawan (ERG) di mana karyawan dapat terhubung, berbagi pengalaman, dan menawarkan dukungan. ERG ini memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran akan serangan mikro dan mengadvokasi perubahan.

4. Mekanisme pelaporan: Microsoft mendorong karyawan untuk melaporkan insiden serangan mikro melalui mekanisme pelaporan anonim. Mereka menanggapi laporan-laporan ini dengan serius dan melakukan penyelidikan menyeluruh.

5. Akuntabilitas dan konsekuensi: Microsoft menekankan akuntabilitas bagi mereka yang terlibat dalam pelanggaran mikro. Mereka menegaskan bahwa perilaku seperti itu tidak ditoleransi dan dapat mengakibatkan tindakan disipliner, termasuk pemutusan hubungan kerja.

6. Transparansi dan komunikasi: Perusahaan mengkomunikasikan komitmennya untuk menangani pelanggaran mikro secara terbuka dan secara teratur berbagi kemajuan dan inisiatif dengan karyawan.

Penting untuk dicatat bahwa menangani tindakan kekerasan mikro adalah proses yang berkelanjutan, dan perusahaan harus terus menyesuaikan strategi mereka untuk memenuhi tantangan yang terus berkembang dan mempromosikan tempat kerja yang inklusif.

Organisasi lain mungkin telah menerapkan pendekatan mereka sendiri yang berhasil, dan sebaiknya Anda meneliti perkembangan terbaru untuk menemukan contoh terbaru dari merek yang menangani serangan mikro dengan cerdas di tempat kerja.

Kesimpulan

Mengatasi dan mencegah agresi mikro di tempat kerja merupakan upaya kolektif yang bermanfaat bagi semua orang di tempat kerja. Kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih saling menghormati dan adil dengan mengenali perilaku yang tidak kentara namun berbahaya ini, mengambil langkah proaktif untuk mengedukasi diri sendiri dan kolega kita, serta memupuk budaya inklusivitas.

Kejahatan mikro mungkin terlihat kecil, namun dampaknya signifikan. Mereka dapat mengikis kepercayaan, menghambat produktivitas, dan menciptakan suasana kerja yang beracun.

Namun, dengan kesadaran, komunikasi yang terbuka, dan komitmen untuk berubah, kita dapat membangun tempat kerja di mana setiap orang merasa dihargai, didengar, dan dihormati. Bersama-sama, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik dan lebih inklusif untuk semua.