Memupuk Keamanan Psikologis di Tempat Kerja dengan Menumbuhkan Budaya Kepercayaan dan Kolaborasi
Dalam lingkungan kerja yang dinamis dan serba cepat saat ini, menciptakan suasana di mana karyawan merasa nyaman untuk berbicara, berbagi ide, dan mengambil risiko yang diperhitungkan menjadi semakin penting.
Di sinilah konsep keamanan psikologis berperan. Keselamatan psikologis adalah landasan dari budaya tempat kerja yang sehat, budaya yang mendorong komunikasi terbuka, inovasi, dan dinamika tim yang kuat.
Pada tahun 2022, penelitian yang dilakukan oleh Ecsell Institute mengungkapkan bahwa para pemimpin yang menerima peringkat keterampilan 9 atau 10 dari karyawan mereka juga memiliki skor keamanan psikologis rata-rata 84%. Sebaliknya, pemimpin dengan nilai keterampilan 6 atau di bawahnya memiliki rata-rata keamanan psikologis yang jauh lebih rendah, yaitu hanya 36%.
Dalam artikel blog ini, kita akan mempelajari pentingnya keselamatan psikologis di tempat kerja dan mengeksplorasi strategi yang dapat ditindaklanjuti untuk mengembangkannya di dalam organisasi Anda.
Baik Anda seorang pemimpin yang ingin menciptakan lingkungan yang penuh kepercayaan atau karyawan yang ingin menyumbangkan karya terbaik tanpa rasa takut, panduan ini akan memberikan wawasan yang berharga dalam membina keamanan psikologis untuk kepentingan individu dan seluruh tim.
Mari kita buka kekuatan keamanan psikologis di tempat kerja dan membuka jalan untuk tempat kerja yang lebih kolaboratif dan produktif.
Apa yang dimaksud dengan keselamatan psikologis di tempat kerja?
Keamanan psikologis, istilah yang dipopulerkan oleh profesor Harvard Business School, Amy Edmondson, mengacu pada lingkungan di mana individu merasa aman untuk mengambil risiko, melakukan kesalahan, dan menyuarakan pendapat mereka tanpa takut dihukum atau dipermalukan. Ini adalah konsep yang sangat penting untuk menumbuhkan budaya tempat kerja yang sehat dan produktif.
Ketika karyawan merasa aman secara psikologis, mereka lebih mungkin untuk menyumbangkan perspektif unik mereka, berkolaborasi secara efektif, dan terlibat dalam komunikasi yang terbuka.
→ Komunikasi yang terbuka: Karyawan dapat dengan bebas menyuarakan pikiran dan ide mereka, bahkan jika berbeda dengan rekan kerja atau atasan mereka.
→ Pengambilan risiko dan inovasi: Karyawan merasa aman untuk mengambil risiko yang telah diperhitungkan dan mengusulkan solusi inovatif tanpa takut akan dampak dari potensi kegagalan.
→ Umpan balik yang konstruktif: Kritik konstruktif disampaikan dengan cara yang penuh hormat dan suportif, yang bertujuan untuk membantu individu memperbaiki diri dan bukannya meremehkan atau menghukum mereka.
→ Pengakuan atas kesalahan: Karyawan didorong untuk mengakui kesalahan, dan kesalahan diperlakukan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai alasan untuk menghukum.
→ Inklusi dan rasa hormat: Perspektif yang beragam dihargai, dan semua karyawan diperlakukan dengan hormat dan bermartabat, terlepas dari latar belakang atau status mereka.
→ Dukungan manajerial: Para pemimpin memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan yang aman secara psikologis dengan memberikan contoh komunikasi yang terbuka, mendengarkan secara aktif, dan empati.
→ Tidak ada rasa takut akan pembalasan: Karyawan dapat mengungkapkan perbedaan pendapat atau menyampaikan kekhawatiran tentang perilaku tidak etis, pelecehan, atau masalah lain tanpa takut akan pembalasan.
→ Kolaborasi dan kerja sama tim: Tim akan bekerja sama secara efektif jika setiap anggota tim merasa cukup aman untuk berbagi ide dan terlibat dalam diskusi.
Pentingnya keamanan psikologis
Pentingnya keamanan psikologis di lingkungan kerja tidak dapat dilebih-lebihkan. Ini adalah elemen dasar yang secara langsung berdampak pada kesejahteraan karyawan, produktivitas, kolaborasi, kreativitas, dan kesuksesan organisasi secara keseluruhan.
Menurut Gallup, organisasi yang memprioritaskan keamanan psikologis mengamati:
- Peningkatan sebesar 76% dalam keterlibatan karyawan secara keseluruhan.
- Peningkatan 67% pada karyawan yang menerapkan keterampilan baru yang telah mereka pelajari di tempat kerja.
- Peningkatan produktivitas sebesar 50%.
- Kemungkinan 57% lebih tinggi untuk meningkatkan kerja sama tim dan kolaborasi di antara anggota staf.
Inilah alasan mengapa keselamatan psikologis di tempat kerja itu penting:
1. Komunikasi yang ditingkatkan
Keamanan psikologis mendorong komunikasi yang terbuka dan jujur di antara anggota tim. Ketika karyawan merasa aman untuk mengungkapkan pendapat mereka, berbagi kekhawatiran, dan mengajukan pertanyaan, hal ini akan menghasilkan pembagian informasi yang lebih baik, lebih sedikit kesalahpahaman, dan pemecahan masalah yang lebih baik.
2. Peningkatan inovasi dan kreativitas
Di lingkungan yang aman secara psikologis, karyawan lebih cenderung mengambil risiko dan berbagi ide kreatif tanpa takut dikritik atau ditolak. Hal ini mengarah pada budaya inovasi, karena individu bersedia bereksperimen, mengusulkan pendekatan baru, dan menantang status quo.
3. Pengambilan keputusan yang lebih baik
Ketika individu merasa aman secara psikologis, mereka akan merasa lebih nyaman untuk berpartisipasi dalam diskusi dan menyumbangkan beragam sudut pandang. Hal ini akan menghasilkan keputusan yang lebih baik dengan mempertimbangkan berbagai perspektif yang lebih luas, yang pada akhirnya menghasilkan hasil yang lebih baik.
4. Keterlibatan karyawan yang lebih tinggi
Keamanan psikologis menumbuhkan rasa memiliki dan rasa memiliki di antara para karyawan. Ketika mereka merasa dihargai, dihormati, dan didengar, mereka menjadi lebih terlibat dengan pekerjaan mereka, yang mengarah pada peningkatan motivasi dan komitmen terhadap tujuan organisasi.
5. Mengurangi rasa takut akan kegagalan
Lingkungan yang aman secara psikologis membantu karyawan memandang kegagalan sebagai peluang untuk berkembang dan bukan sebagai alasan untuk dihukum. Hal ini mendorong mereka untuk mengambil risiko yang diperhitungkan, mengeksplorasi ide-ide baru, dan belajar dari pengalaman mereka.
6. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
Karyawan di tempat kerja yang aman secara psikologis mengalami tingkat stres yang lebih rendah dan kesehatan mental yang lebih baik. Mereka cenderung tidak mengalami kecemasan untuk berbicara atau melakukan kesalahan, sehingga berkontribusi pada keseimbangan kehidupan kerja yang lebih sehat.
7. Dinamika tim yang lebih kuat
Tim yang memprioritaskan keamanan psikologis menunjukkan kolaborasi, kerja sama, dan kekompakan yang lebih baik. Hubungan saling percaya terbangun, yang memungkinkan anggota tim untuk saling mendukung dan berbagi tanggung jawab secara efektif.
8. Daya tarik dan retensi talenta
Organisasi yang memprioritaskan keamanan psikologis akan lebih menarik bagi karyawan potensial dan dapat mempertahankan talenta terbaik. Karyawan lebih cenderung bertahan di lingkungan yang membuat mereka merasa dihargai dan diberdayakan.
9. Resolusi konflik yang efektif
Dalam lingkungan yang aman secara psikologis, konflik lebih mungkin diselesaikan secara konstruktif. Karyawan dapat mengekspresikan ketidaksetujuan mereka tanpa takut akan konsekuensi negatif, sehingga menghasilkan manajemen konflik yang lebih sehat.
10. Adaptasi terhadap perubahan
Organisasi yang mendorong keamanan psikologis lebih siap untuk menangani perubahan dan ketidakpastian. Karyawan lebih bersedia untuk beradaptasi dengan situasi baru dan menerima perubahan karena mereka merasa didukung dan diberdayakan.
11. Keterampilan kepemimpinan dan manajerial yang lebih kuat
Pemimpin yang menciptakan keamanan psikologis akan mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang lebih kuat. Mereka dapat mengelola tim mereka secara efektif, mendengarkan umpan balik, dan membimbing karyawan mereka menuju kesuksesan.
12. Inovasi dan budaya belajar
Keamanan psikologis sangat penting untuk membangun lingkungan yang mendorong pembelajaran, eksperimen, dan inovasi yang berkelanjutan. Karyawan didorong untuk berbagi wawasan, belajar dari kegagalan, dan mengembangkan pendekatan baru.
Keamanan psikologis bukan hanya aspek yang bagus untuk dimiliki di tempat kerja; ini adalah prasyarat mendasar untuk organisasi yang sehat, produktif, dan inovatif. Ketika karyawan merasa aman untuk mengekspresikan diri, berkolaborasi, dan mengambil risiko, seluruh organisasi akan mendapatkan manfaat dari peningkatan komunikasi, keterlibatan, kreativitas, dan kinerja secara keseluruhan.
Tahapan keamanan psikologis
Keamanan psikologis biasanya tidak ditandai dengan tahapan-tahapan yang berbeda seperti halnya proses linear. Sebaliknya, hal ini lebih merupakan aspek budaya tempat kerja yang terus berlanjut dan berkembang.
Namun, Anda dapat menganggap perkembangan keamanan psikologis sebagai sebuah perkembangan yang melibatkan berbagai elemen dan dinamika. Berikut ini adalah cara untuk mengonseptualisasikannya:
1. Kesadaran
Ini adalah tahap awal di mana para pemimpin dan karyawan menjadi sadar akan konsep keselamatan psikologis dan pentingnya dalam membina lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Mereka mulai memahami bahwa menciptakan ruang yang aman untuk komunikasi dan kolaborasi yang terbuka sangat penting untuk keberhasilan individu dan tim.
2. Penilaian
Pada tahap ini, organisasi mulai mengevaluasi budaya tempat kerja yang ada dan mengidentifikasi area-area di mana keselamatan psikologis mungkin kurang. Hal ini dapat dilakukan melalui survei, sesi umpan balik, atau cara lain untuk mengumpulkan wawasan dari karyawan tentang pengalaman dan persepsi mereka.
3. Komitmen kepemimpinan
Para pemimpin memainkan peran penting dalam memperjuangkan keselamatan psikologis. Pada tahap ini, para pemimpin organisasi membuat komitmen secara sadar untuk memprioritaskan dan mempromosikan keselamatan psikologis. Mereka mencontohkan perilaku yang diinginkan dengan mendengarkan secara aktif, mudah didekati, dan mendorong dialog terbuka.
4. Komunikasi dan pelatihan
Organisasi memberikan pelatihan kepada karyawan dan manajer tentang pentingnya keamanan psikologis dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkannya. Tahap ini melibatkan pengajaran mendengarkan secara aktif, komunikasi yang efektif, empati, dan teknik resolusi konflik.
5. Pergeseran budaya
Ketika organisasi bekerja untuk mengembangkan keamanan psikologis, terjadi pergeseran budaya secara bertahap. Karyawan mulai merasa lebih nyaman untuk berbagi pemikiran, ide, dan kekhawatiran mereka tanpa takut akan pembalasan. Kesalahan dilihat sebagai kesempatan untuk belajar, dan umpan balik yang penuh hormat menjadi hal yang biasa.
6. Lingkaran umpan balik
Dalam lingkungan yang aman secara psikologis, terdapat lingkaran umpan balik yang berkelanjutan. Karyawan didorong untuk memberikan umpan balik tentang praktik, kebijakan, dan budaya organisasi. Umpan balik ini ditanggapi dengan serius dan digunakan untuk melakukan perbaikan.
Google mengadakan pertemuanrutin 'TGIF' di mana karyawan dapat mengajukan pertanyaan kepada para pemimpin, sehingga mendorong komunikasi yang terbuka. Selain itu, mereka menggunakan survei umpan balik ke atas untuk memungkinkan anggota tim mengevaluasi manajer mereka, memastikan para pemimpin menciptakan lingkungan yang aman.
7. Praktik-praktik yang berkelanjutan
Pada tahap ini, keamanan psikologis menjadi tertanam dalam praktik, kebijakan, dan interaksi sehari-hari organisasi. Ini bukan hanya inisiatif satu kali, namun merupakan komitmen berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan yang membuat orang berkembang.
8. Inovasi dan pertumbuhan
Dengan keamanan psikologis yang terjamin, karyawan merasa diberdayakan untuk mengambil risiko, mengajukan ide-ide baru, dan berinovasi. Hal ini mengarah pada peningkatan kreativitas, pemecahan masalah, dan pertumbuhan secara keseluruhan baik bagi individu maupun organisasi.
Penting untuk dicatat bahwa tahap-tahap ini tidak sepenuhnya linier, dan organisasi mungkin menemukan diri mereka meninjau kembali tahap-tahap tertentu saat mereka terus menyempurnakan dan meningkatkan pendekatan mereka terhadap keselamatan psikologis. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan di mana orang-orang merasa dihormati, dihargai, dan diberdayakan untuk memberikan kontribusi terbaik bagi kesuksesan organisasi.
Cara menciptakan keamanan psikologis di tempat kerja
Menciptakan keamanan psikologis di tempat kerja adalah proses yang melibatkan berbagai aspek yang melibatkan pembinaan lingkungan di mana karyawan merasa nyaman, dihargai, dan dapat mengekspresikan diri mereka sendiri tanpa takut akan konsekuensi negatif. Berikut adalah penjelasan terperinci tentang cara menciptakan keamanan psikologis:
1. Memimpin dengan memberi contoh
Para pemimpin dan manajer harus menetapkan suasana keamanan psikologis melalui tindakan dan perilaku mereka. Mereka perlu menunjukkan kerentanan dengan berbagi tantangan mereka sendiri, mengakui kesalahan, dan mencari masukan dari tim mereka. Ketika para pemimpin terbuka tentang kesalahan mereka sendiri, hal ini mendorong karyawan untuk merasa aman melakukan hal yang sama.
2. Mendorong komunikasi yang terbuka
Kembangkan budaya komunikasi yang terbuka dan jujur di seluruh organisasi. Memastikan bahwa karyawan mengetahui bahwa suara mereka dihargai dan bahwa mereka memiliki ruang untuk mengekspresikan pendapat, mengajukan pertanyaan, dan menyuarakan keprihatinan tanpa takut akan pembalasan.
Selain itu, Spotify sangat menekankan pada umpan balik yang berkelanjutan. Sesi umpan balik rutin, retrospeksi, dan pemeriksaan kesehatan memastikan bahwa tim dapat mendiskusikan apa yang berhasil dan apa yang tidak dalam lingkungan yang aman secara psikologis.
3. Membangun kepercayaan dan rasa hormat
Kembangkan suasana saling percaya dan saling menghormati dengan secara konsisten menunjukkan bahwa Anda menghargai perspektif dan gagasan yang beragam. Kepercayaan dibangun melalui tindakan yang transparan, menepati janji, dan memperlakukan karyawan secara adil dan setara.
4. Mempromosikan umpan balik
Membangun budaya umpan balik secara teratur. Doronglah karyawan untuk memberikan umpan balik yang konstruktif kepada satu sama lain dan kepada atasan mereka. Ketika umpan balik dibingkai sebagai kesempatan untuk berkembang dan bukan sebagai kritik, maka hal ini akan memberikan kontribusi pada lingkungan yang aman secara psikologis.
5. Memberdayakan karyawan
Berikan karyawan otonomi dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam peran mereka. Ketika individu merasa diberdayakan, mereka lebih mungkin untuk mengambil alih kepemilikan atas pekerjaan mereka, berbagi ide, dan berkontribusi secara aktif terhadap tujuan organisasi.
6. Mengenali dan menghargai
Mengakui kontribusi dan upaya karyawan secara terbuka. Mengakui pencapaian dan merayakan keberhasilan secara terbuka, sekecil apa pun, akan memperkuat gagasan bahwa pekerjaan setiap individu dihargai.
7. Tetapkan ekspektasi yang jelas
Tentukan dengan jelas ekspektasi untuk kinerja dan perilaku kerja. Ketika karyawan mengetahui apa yang diharapkan dari mereka, mereka lebih percaya diri dalam tindakan dan keputusan mereka, yang berkontribusi pada rasa aman secara psikologis.
8. Mengatasi konflik secara konstruktif
Menyediakan sumber daya dan panduan untuk menangani konflik dengan cara yang konstruktif. Keterampilan resolusi konflik membantu mencegah ketegangan meningkat dan merusak keamanan psikologis di tempat kerja.
9. Menyediakan pelatihan dan sumber daya
Tawarkan program pelatihan dan sumber daya tentang topik-topik seperti komunikasi yang efektif, mendengarkan secara aktif, empati, dan resolusi konflik. Keterampilan ini berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih sehat dan lebih aman secara psikologis.
10. Merangkul keragaman dan inklusi
Ciptakan lingkungan yang inklusif di mana karyawan dari berbagai latar belakang dan perspektif merasa diterima. Secara aktif mencari suara yang beragam dan memastikan bahwa semua karyawan diperlakukan dengan hormat dan bermartabat.
11. Mempromosikan budaya belajar
Mendorong budaya pembelajaran dan peningkatan yang berkelanjutan. Jelaskan bahwa kesalahan adalah peluang untuk berkembang dan bahwa inovasi sering kali muncul dari pengambilan risiko yang diperhitungkan.
12. Tidak ada toleransi terhadap pelecehan
Mengkomunikasikan sikap tegas terhadap segala bentuk pelecehan atau penindasan. Menetapkan prosedur yang jelas untuk melaporkan insiden semacam itu dan memastikan bahwa tindakan yang tepat diambil dengan segera.
Apple memastikan bahwa karyawan mengetahui apa saja yang termasuk dalam pelecehan dan akibat yang ditimbulkannya. Mereka mengadakan sesi pelatihan rutin untuk mengedukasi karyawan dan memastikan kepatuhan terhadap kebijakan mereka.
Apple telah menyediakan berbagai cara bagi karyawan untuk melaporkan segala bentuk pelecehan, memastikan anonimitas dan perlindungan bagi mereka yang melapor.
Menciptakan keamanan psikologis membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan upaya konsisten dari para pemimpin, manajer, dan karyawan di semua tingkat organisasi. Seiring dengan berkembangnya psychological safety, karyawan akan merasa lebih diberdayakan untuk menyumbangkan ide-ide mereka, berkolaborasi secara terbuka, dan mengambil risiko yang diperlukan untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan.
Kesimpulan
Dalam perjalanan membangun tempat kerja yang berkembang dengan keamanan psikologis, jelas bahwa konsep ini memegang kunci untuk membuka potensi karyawan, inovasi, dan kesuksesan organisasi secara keseluruhan.
Dengan memprioritaskan komunikasi yang terbuka, saling menghormati, dan kemauan untuk merangkul kerentanan, Anda dapat mengubah tempat kerja Anda menjadi tempat yang aman untuk ide, pertumbuhan, dan kolaborasi.
Ingatlah, membina keamanan psikologis merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan dedikasi dan upaya yang konsisten. Ketika para pemimpin, karyawan, dan tim berkomitmen untuk menciptakan lingkungan di mana suara setiap orang dihargai, efeknya akan terasa dalam komunikasi yang lebih baik, kreativitas yang meningkat, dan tempat kerja yang lebih harmonis dan produktif.
Jadi, apakah Anda seorang pengambil keputusan di pucuk pimpinan atau anggota tim yang ingin memberikan kontribusi terbaik, raihlah kesempatan untuk menumbuhkan keamanan psikologis. Bersama-sama, kita dapat membangun tempat kerja di mana orang-orang merasa diberdayakan untuk bersinar, berinovasi, dan berkembang, sehingga memberikan dampak positif yang melampaui batas-batas tembok kantor.