Apa itu Rage, Dampaknya, Tanda-Tandanya, dan Cara Menghindarinya di Tahun 2024

Penerapan kemarahan telah menjadi salah satu aspek utama dalam menghadapi industri korporat dan bangkit untuk mencari kesempatan terbaik yang memenuhi kebutuhan karyawan. A sebuah studi yang dilakukan oleh Gallup menyatakan bahwa karyawan Amerika sudah muak dengan kekakuan dan mengharapkan gaji yang lebih tinggi, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, keamanan kerja, serta adanya keragaman pekerjaan di masa depan. 

Untuk menguatkan penelitian ini, pada tahun 2023, tingkat pengangguran mencapai titik terendah sepanjang masa, yaitu 3,4%, yang merupakan tingkat pengangguran terendah sejak Mei 1969, demikian laporan CNBC. Sikap ini menunjukkan bahwa ini adalah pasar karyawan dan era di mana hanya dengan memenuhi kebutuhan mereka dapat menghentikan mereka dari kemarahan untuk melamar pekerjaan. 

Dalam dunia pencarian kerja yang kompetitif, sebuah tren aneh yang disebut 'Rage Applying' telah muncul, membuat para pencari kerja dan pemberi kerja tertarik. Fenomena ini melibatkan lamaran kerja yang impulsif dan frustrasi, dengan potensi konsekuensi yang lebih dari sekadar gangguan.

Artikel ini mengupas konsep 'Rage Applying', mengeksplorasi implikasinya bagi para pencari kerja. Mari kita membedah akarnya, menjelaskan dampaknya, dan mengusulkan strategi untuk menavigasi aspek menarik dari perjalanan pencarian kerja ini.

Apa yang dimaksud dengan penerapan kemarahan?

'Rage applying' mengacu pada perilaku pencari kerja yang mengirimkan sejumlah besar lamaran kerja secara tergesa-gesa dan impulsif, sering kali tanpa mempertimbangkan dengan cermat persyaratan pekerjaan, menyesuaikan lamaran mereka, atau melakukan riset tentang perusahaan.

Istilah ini muncul sebagai respons terhadap rasa frustrasi dan stres akibat pencarian kerja yang berkepanjangan. Pencari kerja yang melakukan rage melamar mungkin didorong oleh rasa putus asa, keputusasaan, atau frustrasi karena sulitnya menemukan pekerjaan yang sesuai.

Istilah 'melamar dengan amarah' menyiratkan bahwa pelamar ini didorong oleh emosi yang kuat daripada pendekatan yang rasional dan strategis terhadap proses pencarian kerja. Akibatnya, mereka mungkin melamar posisi yang tidak sesuai dengan kualifikasi mereka atau tidak sesuai dengan keahlian dan tujuan karier mereka.

Mengapa orang melakukan tindakan yang menimbulkan kemarahan?

Para majikan masuk ke mode fight-or-flight karena ketidaknyamanan, tekanan psikologis, dan frustrasi, menggunakan 'rage applying' dalam upaya pelarian. Pelampiasan kemarahan sering terjadi ketika salah satu dari keadaan berikut ini terjadi:

  • Ketika keterlibatan rendah di antara rekan kerja di seluruh tim. 
  • Ketika karyawan merasa tidak penting, tidak didengar, atau memiliki ketidakpuasan kronis terhadap lingkungan kerja
  • Ketika karyawan memiliki masalah emosional atau konflik yang membuat mereka merasa terganggu atau terluka secara psikologis
  • Ketika mereka merasa kelelahan karena memendam konflik dan kekhawatiran emosional.

Masalah-masalah ini menjadi kemarahan ketika melamar banyak pekerjaan, terlepas dari apakah pekerjaan tersebut sesuai dengan latar belakang kandidat. Sifat rumit namun saling terkait dari masalah mental pribadi dan tempat kerja memicu 'kemarahan melamar' pada seorang karyawan. A Sebuah studi yang dilakukan oleh Wysa menunjukkan bahwa 40% karyawan yang diskrining positif mengalami depresi dan/atau kecemasan, menunjukkan bagaimana manajemen tidak menyadari betapa parahnya masalah ini dan bahkan bahwa hal ini saling terkait. 

Munculnya penerapan kemarahan

'Rage applying' adalah istilah yang telah mendapatkan daya tarik saat para pencari kerja menghadapi tantangan dalam mencari pekerjaan. Istilah ini mengacu pada mengirimkan lamaran kerja secara massal, sering kali tanpa membaca deskripsi pekerjaan dengan saksama, menyesuaikan lamaran, atau mempertimbangkan apakah peran tersebut cocok.

Berbagai faktor, termasuk frustrasi akibat pencarian kerja yang berkepanjangan, tekanan finansial, atau perasaan putus asa dapat memicu perilaku ini.

Dampak kemarahan yang diterapkan pada pencari kerja

Melamar dengan kemarahan akan merusak harga diri pencari kerja, membuang waktu dan usaha untuk posisi yang tidak sesuai, dan menghalangi kesempatan mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang berarti. Inilah dampaknya bagi pencari kerja.

1. Berkurangnya harga diri

Menerima penolakan demi penolakan karena melamar dengan penuh amarah dapat sangat merusak harga diri dan kepercayaan diri pencari kerja. Siklus negatif ini bisa mengarah pada spiral negatif, sehingga semakin sulit untuk mendekati proses pencarian kerja dengan pola pikir yang jernih dan positif.

2. Membuang-buang waktu dan tenaga

Melamar ke sejumlah besar posisi tanpa mempertimbangkan kesesuaiannya akan membuang waktu dan tenaga yang berharga. Membuat lamaran yang matang dan sesuai dengan kebutuhan membutuhkan waktu, dan 'melamar secara serampangan' sering kali mengorbankan kualitas demi kuantitas.

3. Peluang yang terlewatkan

Pencari kerja yang melakukan lamaran secara serampangan dapat mengabaikan posisi yang benar-benar sesuai dengan keahlian dan aspirasi mereka. Hal ini mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dan pertumbuhan karier yang berarti.

4. Kelelahan dan kelelahan

Terus-menerus mengirimkan lamaran tanpa melihat hasil yang positif dapat menyebabkan kelelahan dan kejenuhan. Dampak emosional karena menerima penolakan demi penolakan dapat membuat pencari kerja merasa lelah dan patah semangat.

Dampak dari kemarahan yang diterapkan pada pemberi kerja

Rage melamar membanjiri perusahaan dengan volume lamaran yang tinggi dan tidak relevan, sehingga menghambat efisiensi dan berpotensi membuat mereka mengabaikan kandidat yang memenuhi syarat. Berikut ini adalah dampak rage applying bagi perusahaan.

1. Proses perekrutan yang tidak efisien

Perusahaan dihadapkan pada banyaknya lamaran yang tidak sesuai dengan persyaratan pekerjaan. Memilah-milah sejumlah besar lamaran yang tidak relevan akan memperpanjang proses perekrutan dan menunda identifikasi kandidat yang memenuhi syarat.

2. Penurunan kualitas kandidat

Banyaknya pelamar yang melamar dengan tergesa-gesa berarti pemberi kerja bisa saja kehilangan kandidat yang sebenarnya sangat cocok untuk posisi tersebut. Kandidat yang berkualitas bisa saja hilang dalam lautan lamaran yang dikirim dengan tergesa-gesa.

3. Pengurasan sumber daya

Waktu dan usaha yang dibutuhkan untuk meninjau, menanggapi, dan memproses aplikasi dalam jumlah besar membebani sumber daya SDM perusahaan. Waktu yang berharga yang dapat digunakan untuk tugas-tugas strategis lainnya dialihkan untuk mengelola lamaran yang tidak memenuhi syarat.

Apa saja faktor yang memengaruhi penerapan kemarahan?

"Rage applying" atau melamar pekerjaan karena frustrasi dipengaruhi oleh kombinasi faktor pribadi, profesional, dan lingkungan.

Perilaku impulsif ini dapat menjadi respons terhadap berbagai tantangan yang dihadapi seseorang dalam peran atau tempat kerjanya saat ini. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat memengaruhi penerapan kemarahan:

1. Ketidakpuasan kerja

Merasa tidak puas dengan peran, tanggung jawab, atau lingkungan kerja saat ini dapat menjadi pemicu yang signifikan untuk melampiaskan kemarahan. Ketidakpuasan ini dapat berasal dari faktor-faktor seperti kurangnya pemenuhan, kesempatan berkembang yang terbatas, atau ekspektasi yang tidak terpenuhi.

2. Manajemen dan kepemimpinan yang buruk

Karyawan yang mengalami kepemimpinan yang tidak efektif, komunikasi yang buruk, atau manajemen mikro cenderung merasa frustrasi dan mencari peluang alternatif di mana mereka percaya bahwa mereka akan dikelola dan didukung dengan lebih baik.

3. Budaya dan lingkungan tempat kerja

Budaya kerja yang beracun, yang ditandai dengan hal-hal negatif, kurangnya kolaborasi, atau diskriminasi, dapat mendorong karyawan untuk mencari pilihan pekerjaan lain di mana mereka berharap menemukan lingkungan yang lebih sehat dan inklusif.

4. Kurangnya pengakuan dan penghargaan

Ketika karyawan merasa kerja keras dan kontribusi mereka tidak diperhatikan atau tidak dihargai, mereka mungkin menjadi putus asa dan mulai mencari posisi di mana upaya mereka diakui dan dihargai.

5. Stagnasi dan pertumbuhan karier

Tidak adanya peluang untuk pengembangan keterampilan, kemajuan karier, dan pembelajaran dapat menyebabkan perasaan stagnasi. Karyawan yang mencari pertumbuhan dan tantangan mungkin akan melamar dengan penuh amarah dengan harapan menemukan posisi yang menawarkan prospek yang lebih baik untuk pengembangan profesional mereka.

Faktor-faktor ini menyoroti pentingnya membina lingkungan kerja yang positif, komunikasi yang jelas, peluang peningkatan karier, dan mengakui nilai karyawan dalam organisasi.

Mengatasi faktor-faktor ini tidak hanya dapat mengurangi terjadinya kemarahan yang diterapkan tetapi juga berkontribusi pada kepuasan karyawan yang lebih tinggi, retensi, dan kesuksesan organisasi secara keseluruhan.

13 Tanda-tanda bahwa karyawan Anda mungkin berpikir untuk menerapkan kemarahan

Mengenali tanda-tanda bahwa karyawan Anda mungkin mempertimbangkan untuk meninggalkan perusahaan dapat menjadi hal yang krusial untuk melakukan tindakan pencegahan dan membina lingkungan kerja yang positif.

Meskipun "melamar dengan amarah" mungkin bukan istilah yang umum, saya berasumsi bahwa Anda mengacu pada karyawan yang sangat frustrasi atau tidak bahagia sehingga mereka secara impulsif melamar pekerjaan baru karena frustrasi. Berikut adalah beberapa tanda yang harus diperhatikan:

1. Pelepasan diri secara tiba-tiba: Jika seorang karyawan yang tadinya terlibat dan antusias dengan pekerjaannya tiba-tiba menjadi tidak tertarik, tidak responsif, atau tidak bersemangat, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk keluar.

2. Peningkatan sikap negatif: Pergeseran sikap yang nyata, termasuk meningkatnya sikap negatif, mengeluh, atau mengungkapkan frustrasi, dapat mengindikasikan ketidakpuasan terhadap peran mereka saat ini atau lingkungan perusahaan.

3. Penurunan kinerja: Penurunan kinerja secara keseluruhan, tenggat waktu yang terlewat, dan penurunan kualitas pekerjaan mungkin menandakan bahwa mereka telah menyerah secara mental atau kehilangan motivasi.

4. Berkurangnya interaksi: Karyawan yang mulai mengisolasi diri dari rekan kerja, menghindari kegiatan tim, atau tidak berpartisipasi dalam diskusi mungkin tidak lagi terlibat di tempat kerja.

5. Kurangnya inisiatif: Karyawan yang dulunya proaktif tiba-tiba menunjukkan kurangnya inisiatif atau minat untuk mengambil tantangan baru mungkin menunjukkan bahwa mereka tidak lagi tertarik dengan peran mereka saat ini.

6. Peningkatan ketidakhadiran: Sering absen, sakit tanpa alasan yang jelas, atau lebih banyak waktu yang dihabiskan di luar kantor dapat menandakan kelelahan emosional atau keinginan untuk memutuskan hubungan kerja.

7. Frustrasi yang terlihat: Ledakan rasa frustrasi, ketidaksabaran, atau lekas marah yang tidak ada sebelumnya dapat mengindikasikan ketidakpuasan yang mendasarinya.

8. Mencari peluang selama jam kerja: Jika seorang karyawan sering terlihat menelusuri papan lowongan kerja atau memperbarui resume mereka selama jam kerja, ini adalah tanda yang jelas bahwa mereka sedang mempertimbangkan opsi lain.

9. Menurunnya hubungan dengan supervisor: Hubungan yang tegang dengan manajer atau supervisor dapat berkontribusi pada keputusan karyawan untuk keluar, yang menyebabkan menurunnya komunikasi dan kolaborasi.

10. Perubahan penampilan atau sikap: Perubahan penampilan yang tiba-tiba, seperti berpakaian lebih santai atau kurang profesional, dapat mengindikasikan berkurangnya investasi dalam budaya perusahaan.

11. Membangun jaringan di luar perusahaan: Jika seorang karyawan secara aktif berjejaring dengan individu dari perusahaan atau industri lain, hal ini dapat menunjukkan bahwa mereka sedang menjajaki peluang eksternal.

12. Menyuarakan ketidakpuasan: Karyawan yang secara terbuka mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap pekerjaan atau kondisi tempat kerja mereka mungkin mengisyaratkan niat mereka untuk keluar.

13. Kurang berminat dalam pengembangan: Keengganan untuk berpartisipasi dalam pelatihan, program pengembangan, atau peluang pengembangan keterampilan dapat mencerminkan kurangnya minat untuk berkembang di perusahaan.

Penting untuk diingat bahwa tanda-tanda ini mungkin tidak selalu mengarah pada keluarnya karyawan, namun mengindikasikan adanya potensi masalah yang harus ditangani.

Komunikasi yang teratur, kebijakan yang terbuka, dan menciptakan lingkungan kerja yang positif dapat sangat membantu dalam mengurangi kekhawatiran ini dan mempertahankan anggota tim yang berharga.

12 Kiat untuk menghindari penerapan kemarahan

Menghindari melamar dengan amarah sangat penting untuk menjaga proses pencarian kerja yang produktif dan sehat. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda menghindari perilaku impulsif ini dan meningkatkan peluang Anda untuk menemukan pekerjaan yang tepat:

1. Tetapkan tujuan yang jelas

Tentukan tujuan karier Anda dan jenis pekerjaan yang Anda cari. Memiliki arah yang jelas akan membantu Anda memfokuskan upaya Anda pada posisi yang sesuai dengan keahlian, pengalaman, dan aspirasi Anda.

2. Teliti secara menyeluruh

Sebelum melamar pekerjaan apa pun, lakukan riset tentang perusahaan, budayanya, dan persyaratan pekerjaan tertentu. Pastikan bahwa nilai dan tujuan perusahaan sejalan dengan Anda, dan bahwa tanggung jawab pekerjaan sesuai dengan keahlian Anda.

3. Menyesuaikan aplikasi Anda

Sesuaikan resume, surat lamaran, dan materi lamaran lainnya untuk setiap pekerjaan yang Anda lamar. Soroti keahlian dan pengalaman yang relevan yang membuat Anda sangat cocok untuk peran tertentu.

4. Memprioritaskan kualitas daripada kuantitas

Daripada mengirimkan sejumlah besar lamaran tanpa pandang bulu, fokuslah pada sejumlah kecil lamaran yang dapat Anda sesuaikan dan personalisasi secara menyeluruh. Lamaran yang berkualitas memiliki peluang lebih besar untuk menarik perhatian pemberi kerja.

5. Beristirahatlah

Mencari pekerjaan dapat membebani mental dan emosional. Berikan diri Anda waktu istirahat untuk memulihkan tenaga dan hindari membuat keputusan impulsif yang didorong oleh rasa frustrasi atau kelelahan.

6. Kembangkan rutinitas

Buatlah rutinitas terstruktur untuk pencarian kerja Anda. Alokasikan waktu khusus untuk meneliti lowongan pekerjaan, menyesuaikan lamaran Anda, membangun jaringan, dan menindaklanjuti dengan pemberi kerja.

7. Gunakan jaringan

Jaringan dapat memberikan wawasan dan koneksi yang berharga. Terlibatlah dengan para profesional industri, hadiri acara-acara networking, dan manfaatkan platform media sosial seperti linkedin untuk memperluas jaringan profesional Anda.

8. Mencari umpan balik

Mintalah umpan balik tentang materi lamaran dan performa wawancara Anda. Kritik yang konstruktif dapat membantu Anda meningkatkan pendekatan Anda dan membuat lamaran Anda lebih efektif.

9. Tetap positif

Pertahankan sikap positif selama proses pencarian kerja. Penolakan adalah bagian normal dari perjalanan, dan pola pikir positif akan membantu Anda tetap termotivasi dan fokus.

10. Membuat strategi pencarian kerja

Kembangkan rencana untuk pencarian kerja Anda yang mencakup menetapkan tujuan spesifik, mengidentifikasi perusahaan target, dan membuat jadwal. Memiliki strategi dapat memberikan struktur dan mencegah tindakan impulsif.

11. Batasi pengiriman aplikasi

Tetapkan batas yang masuk akal pada jumlah aplikasi yang Anda kirimkan setiap hari atau minggu. Hal ini akan mencegah Anda menjadi kewalahan dan memastikan bahwa setiap lamaran menerima perhatian yang layak.

12. Mengambil langkah-langkah peningkatan keterampilan

Jika Anda merasa bahwa Anda tidak mendapatkan tanggapan yang Anda harapkan, pertimbangkan untuk meningkatkan kemampuan Anda melalui kursus, lokakarya, atau sertifikasi online. Hal ini dapat meningkatkan kualifikasi Anda dan menjadikan Anda kandidat yang lebih kuat.

Bagaimana memiliki perangkat lunak keterlibatan karyawan membantu perusahaan untuk mengurangi "kemarahan melamar"

Xoxoday Empuls is an employee engagement and recognition platform that offers various features aimed at improving employee satisfaction and reducing turnover, including addressing the issue of "rage applying."

Here's how Xoxoday Empuls can help companies mitigate "rage applying".

1. Umpan balik dan komunikasi waktu nyata

Xoxoday Empuls provides tools for real-time feedback and communication, allowing employees to express their concerns, feedback, and ideas directly to management. This open channel of communication can help address frustrations and issues before they escalate to the point of "rage applying."

2. Pengakuan dan penghargaan

Platform ini memungkinkan pengakuan rekan kerja, pengakuan manajer, dan penghargaan atas pencapaian dan kontribusi karyawan. Mengakui upaya karyawan dan menunjukkan apresiasi melalui penghargaan dapat meningkatkan kepuasan kerja dan mengurangi kemungkinan mereka mencari peluang eksternal karena frustrasi.

3. Survei pulsa dan analisis sentimen

Xoxoday Empuls offers pulse surveys to measure employee sentiment and engagement levels. Regularly collecting feedback through these surveys can help identify areas of concern and take proactive measures to prevent "rage applying."

4. Fitur sosial dan kolaborasi

Platform ini memiliki fitur sosial yang mendorong kolaborasi dan interaksi di antara para karyawan. Membangun hubungan positif dengan rekan kerja dan merasa terhubung dengan tim dapat meningkatkan kepuasan kerja secara keseluruhan dan mengurangi dorongan untuk mencari peluang baru secara impulsif.

5. Wawasan berbasis data

Xoxoday Empuls generates insights based on employee interactions, feedback, and engagement levels. These insights can help organizations identify trends and patterns related to "rage applying" triggers, enabling them to take targeted actions to prevent such behaviors.

Kesimpulan

Melamar dengan penuh amarah adalah pendekatan yang kontraproduktif dalam mencari pekerjaan yang dapat menyebabkan hasil negatif bagi pencari kerja dan perusahaan. Dengan mengadopsi pendekatan yang strategis dan bijaksana, Anda dapat meningkatkan peluang Anda untuk mendapatkan pekerjaan yang tepat sambil menjaga kesehatan emosional Anda selama proses tersebut. Ingatlah bahwa kesabaran, kualitas, dan upaya yang ditargetkan adalah kunci untuk pencarian kerja yang sukses.