HR SMART Goals: How to Set Strategic HR Objectives That Drive Results
Discover how HR SMART goals help align HR efforts with business strategy. Learn to set goals that improve hiring, retention, appraisals, and employee development.
Di halaman ini
Fungsi SDM umumnya dianggap sebagai penjaga gerbang bagi tenaga kerja produktif organisasi. Fungsi ini merupakan mitra bisnis strategis yang memungkinkan pertumbuhan organisasi, antara lain dengan merekrut talenta yang tepat, menyelaraskan tujuan pembelajaran dan pengembangan dengan kebutuhan organisasi, dll.
Namun, SDM tidak lagi menjadi fungsi pendukung yang hanya bertanggung jawab untuk perekrutan dan retensi. Norma-norma operasional baru akan muncul seiring dengan semakin agresifnya organisasi dalam perjalanan transformasi digital mereka.
Di sinilah HR meninjau kembali tujuan fundamental mereka, seperti merekrut talenta baru, retensi karyawan, komunikasi, penilaian karyawan, dan lain-lain, dan menyelaraskan tujuan-tujuan ini dengan realitas yang berubah. Dan dengan demikian, menyelaraskan kembali kebijakan dan proses.
Tak perlu dikatakan lagi bahwa keputusan SDM secara langsung berdampak pada tujuan bisnis organisasi, sehingga penting bagi para profesional sumber daya manusia untuk memiliki tujuan SMART SDM yang tepat.
Apa saja tujuan dan sasaran SMART SDM?
Sasaran SMART SDM memberikan kejelasan dan keselarasan yang sangat dibutuhkan. SMART adalah singkatan dari Specific, Measurable, Attainable, Relevant, and Timely - biasanya merupakan tujuan yang tidak samar-samar, salah arah, atau tidak mungkin dicapai.
- Specific: Clearly defined objectives
- Measurable: Quantifiable outcomes to assess progress
- Attainable: Realistic and achievable within available resources
- Relevant: Aligned with broader organizational goals
- Timely: Bound by a deadline or time frame
Sasaran SMART menguraikan visi organisasi secara menyeluruh menjadi bagian-bagian kecil dan mudah dipahami oleh setiap departemen yang dapat digunakan untuk menetapkan KPI (Indikator Kinerja Utama) dan OKR (Tujuan dan Tanggung Jawab Utama) anggota mereka.
Ketika organisasi berfokus pada inovasi atau mengembangkan bisnis mereka melalui peluang pasar baru, dan tujuan SDM yang mengatakan "meningkatkan perekrutan sebesar 200% dibandingkan tahun lalu" akan melenceng dari tujuan organisasi.
Mengapa para profesional SDM harus menetapkan tujuan yang SMART?
Tujuan SMART membantu departemen SDM menjaga agar tujuan organisasi selalu berwawasan luas dan bekerja untuk kebaikan organisasi yang lebih besar.
Tanpa tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan tepat waktu, rencana yang paling baik sekalipun dapat gagal.
Sasaran SMART untuk para profesional HR memberikan mereka target yang nyata dan sarana untuk mencapainya, membuat mereka tetap fokus dan termotivasi. Para profesional SDM dapat mengukur kemajuan mereka terhadap pencapaian yang telah ditetapkan.
Mereka dapat dengan cepat mengidentifikasi penyimpangan apa pun dari jalur yang telah ditentukan dan segera memperbaikinya, meminimalkan pemborosan waktu dan sumber daya.
Sasaran SMART HR membantu HR mengukur kebutuhan mereka, sehingga mereka memahami dengan jelas apa yang perlu diminta dari dewan, baik anggaran maupun sumber daya, untuk memenuhi tujuan mereka.
In the same vein, HR SMART goals also help quantify the results, such as percentage contribution to the organization's overall growth in terms of brand enhancement, 360-degree feedback, and an improved skill pool.
Jika diikuti secara konsisten, tujuan SMART memberikan dorongan signifikan pada budaya perusahaan ke arah yang benar, membuatnya diinginkan oleh calon karyawan dan investor di masa depan.
When should HR set SMART goals?
SMART goals for HR should be set at the beginning of every performance cycle or when a new initiative is introduced. Strategic planning periods—such as the start of a fiscal year or quarter—are ideal for this. However, they should also be revisited whenever:
- The organization’s goals change
- New technologies or systems are implemented
- Market or economic conditions shift
- There are changes in leadership or team structures
Timely review and recalibration of SMART goals help ensure HR continues to stay relevant and responsive.
Which are some examples of SMART goals for human resources?
Jika, misalnya, perusahaan harus memangkas biaya, tujuan SMART departemen SDM adalah "meningkatkan retensi tahunan dari 80% menjadi 90%." Alasannya: perusahaan tidak bisa kehilangan talenta yang sudah ada karena tidak bisa merekrut orang baru.
During economic upheavals, companies may become complacent about retention harboring the impression that employees value job security over anything else and hence will not take a risk by switching jobs.
However, the April 2021 report by the Bureau of Labor Statistics (under the U.S. Department of Labor) reveals that there's little change in employee turnover compared to the previous years, which makes the SMART goal of retention even more relevant.
This SMART goal can be further broken down into tactics to achieve the goal, such as rewards and recognition programs to motivate employees, opportunities to upskill/reskill, etc. Here’s how SMART goals play out across different HR functions:
Sasaran SMART untuk profesional SDM #1: Akuisisi talenta
Perusahaan yang ingin merekrut mungkin ingin mengurangi biaya per karyawan. Oleh karena itu, tim rekrutmen harus mengurangi biaya yang melekat pada proses rekrutmen (seperti meninjau lamaran dan mewawancarai kandidat), perjalanan dan relokasi untuk kandidat terpilih, serta tugas-tugas administratif lainnya.
Since most of the hiring now happens virtually, recruiters need to make their screening process more efficient. Luckily, there’s a wide range of recruitment software that aims to speed up the recruitment process and improve the quality of hire.
Hanya kandidat yang sesuai yang akan terjaring, dan pemimpin tim tidak perlu membuang waktu yang berharga untuk mewawancarai kandidat yang tidak sesuai.
Jadi, tujuan yang SMART untuk akuisisi talenta adalah:
Saya ingin mengurangi biaya per karyawan sebesar 20% di akhir kuartal ini dengan membuat proses penyaringan saya lebih efisien.
Dengan menguraikan tujuan ke dalam komponen-komponennya, kita mendapatkan sub-tujuan yaitu
- Spesifik: Saya ingin mengurangi biaya per sewa
- Dapat diukur: sebesar 20%
- Dapat dicapai: dengan membuat proses penyaringan menjadi lebih efisien
- Relevan: untuk membantu organisasi mengelola biayanya
- Tepat waktu: pada akhir kuartal ini
Sasaran tersebut sekarang menetapkan arah yang jelas bagi tim dan memberi mereka sarana untuk mencapainya. Targetnya realistis, dan hasilnya nyata, sehingga memotivasi tim.
Sasaran SMART untuk profesional SDM #2: Retensi
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, retensi karyawan adalah kebutuhan saat ini dan lebih diutamakan daripada perekrutan. SDM perlu membuat karyawannya merasa dihargai dan menanamkan kebanggaan serta loyalitas terhadap organisasi, sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh kenaikan gaji saja.
Berikut ini adalah contoh sasaran SMART untuk retensi:
Saya ingin meningkatkan tingkat retensi karyawan saya menjadi 90% dari 80% tahun lalu dengan membuat karyawan merasa lebih dihargai.
Dengan memecah tujuan ini menjadi beberapa komponen, kami mendapatkan sub-tujuan yaitu
- Spesifik: Saya ingin meningkatkan tingkat retensi karyawan saya
- Terukur: hingga 90%
- Dapat dicapai: dari 80% hingga 90% dalam setahun
- Relevan: untuk mengurangi churn dan menghemat biaya penggantian perusahaan
- Tepat waktu: dalam satu tahun
The means to this goal could be sending goodie bags with appreciation notes, quarterly rewards for hitting targets, promotions and pay hikes, etc.
Sasaran SMART untuk profesional SDM #3: Peningkatan keterampilan dan pelatihan ulang
A recent survey by Gartner involving HR professionals - Top 5 Priorities for HR Leaders in 2022 - revealed that 68% of HR leaders surveyed prioritized building critical skills and competencies.
Peningkatan keterampilan juga berdampak signifikan terhadap perekrutan dan retensi. Perusahaan dapat melatih tenaga kerja yang ada dengan keterampilan baru alih-alih merekrut talenta baru (yang merupakan opsi yang lebih mahal). Karyawan lebih kecil kemungkinannya untuk meninggalkan organisasi jika mereka diberi kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Sasaran SDM yang SMART untuk meningkatkan keterampilan (atau meningkatkan keterampilan) karyawan adalah:
Saya ingin mengalokasikan 20% dari anggaran SDM tahunan untuk pengembangan keterampilan dan membuat karyawan mempelajari satu keterampilan baru per kuartal.
Dengan memecah tujuan ini menjadi beberapa komponen, kami mendapatkan sub-tujuan yaitu
- Spesifik: fokus pada pengembangan keterampilan
- Terukur: melacak kemajuan dalam kinerja setelah mempelajari keterampilan
- Dapat dicapai: alokasikan 20% dari anggaran SDM tahunan
- Relevan: kinerja yang lebih baik dan kepuasan karyawan yang lebih baik
- Tepat waktu: satu keterampilan baru per kuartal
HR dapat berinvestasi dalam kursus sertifikasi online yang dapat dipilih oleh karyawan (yang relevan dengan pekerjaan mereka) atau menyewa instruktur eksternal untuk melatih tim.
SMART goals for HR professionals #4: Performance appraisals
Penilaian kinerja tahunan bisa dibilang merupakan saat yang paling menegangkan bagi para pemimpin dan karyawan. Emosi yang terpendam berkobar saat keluhan disampaikan; beberapa karyawan membuat keputusan impulsif untuk berhenti.
Berikut ini adalah sasaran SMART untuk penilaian kinerja:
Saya ingin membuat proses penilaian kinerja tidak merepotkan bagi karyawan dan manajer dengan mendorong komunikasi yang terbuka dan umpan balik yang teratur.
Dengan memecah tujuan ini menjadi beberapa komponen, kami mendapatkan sub-tujuan yaitu
- Spesifik: membuat proses penilaian kinerja menjadi tidak merepotkan
- Terukur: OKR karyawan
- Dapat dicapai: mendorong komunikasi yang terbuka
- Relevan: mengurangi kerumitan yang membuat karyawan tidak puas atau menyebabkan mereka berhenti
- Tepat waktu: umpan balik rutin
Komunikasi yang terbuka ditambah dengan umpan balik yang teratur memastikan tidak ada kejutan pada hari-H, sehingga prosesnya bebas dari ketegangan dan menyenangkan bagi manajer dan karyawan.
What’s the impact of SMART goals on company culture?
Well-structured SMART goals influence not just HR operations but the entire workplace environment. They:
- Foster transparency and accountability
- Enable better decision-making through data
- Contribute to a culture of continuous improvement
- Enhance the organization’s brand among job seekers and investors
Empuls enhances organizational culture by enabling HR teams to create recognition-rich environments and gather actionable feedback. Its all-in-one platform supports key goals for HR professionals to drive employee engagement, performance, and alignment with business values.
As business leader Douglas Conant puts it:
"To win in the marketplace, you must first win in the workplace."
Kesimpulan
Seperti yang dikatakan oleh pengusaha Amerika, Douglas Conant,
"Untuk menang di pasar, Anda harus menang terlebih dahulu di tempat kerja."
Para profesional HR membantu perusahaan mencapai kemenangan ini melalui kebijakan mereka, dan tujuan SMART memungkinkan HR untuk membuat kebijakan yang sukses.
Sasaran SMART menghilangkan kabut dan membantu para profesional SDM melihat jauh ke depan. Sasaran ini juga memberikan tonggak, sinyal, dan rambu-rambu yang jelas sehingga SDM tidak pernah kehilangan arah dan selalu mencapai tujuan - perusahaan yang berkembang pesat dengan karyawan yang bahagia dan produktif.
Pertanyaan Umum
1. What are some common challenges in setting SMART goals for HR?
Some challenges include setting unrealistic timelines, lack of data for measuring progress, or misalignment with business goals. Regular reviews and involving key stakeholders can help mitigate these issues.
2. Can SMART goals be used across all HR functions?
Yes, SMART goals can be applied to every HR goal—from onboarding and engagement to compliance, workforce planning, and DEI initiatives.
3. How often should HR SMART goals be reviewed?
Ideally, HR SMART goals should be reviewed quarterly or whenever there’s a major business or organizational shift.